PERINGATAN! DILARANG MEROKOK DI RUANGAN LOBI, RUANGAN KANTOR DAN RUANGAN KULIAH DI LINGKUNGAN UNIBERSITAS HALUOLEO
Upload by adm1n on 2017-08-02 22:59:34

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti senantiasa melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan di perguruan tinggi. Hal ini diwujudkan salah satunya melalui peluncuran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Tenaga Kependidikan (Tendik) yang bertujuan memuat seluruh data tenaga kependidikan di Indonesia.

Direktur Jenderal Sumber daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti menjelaskan, selama ini tenaga kependidikan belum mendapat perhatian khusus. Padahal, mereka memiliki peran strategis untuk mewujudkan kampus berkelas dunia. Menurut dia, jumlah tenaga kependidikan juga lebih banyak daripada dosen karena mencakup berbagai bagian, mulai dari Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP), pustakawan, hingga arsiparis.

“SIM Tendik bagi saya merupakan terobosan penting. Kita akan memiliki data konkrit terkait berapa jumlah tenaga kependidikan, dan dari data tersebut kita akan melihat jenjang kualifikasi serta kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kependidikan yang kita miliki. Sehingga nantinya dapat merumuskan gagasan program dan kebijakan seperti apa yang mampu meningkatkan kualitas tenaga kependidikan ini,” ujarnya, Senin (12/6).

Peningkatan kapasitas tenaga pendidikan tak hanya dilakukan dengan meluncurkan SIM Tendik. Ghufron menyebut, berbagai pelatihan juga telah dilakukan. Bahkan, pihaknya juga memberikan beasiswa Pascasarjana Tenaga Kependidikan Berprestasi (PasTi) bagi mereka yang memenuhi kualifikasi.

“Pemberian beasiswa ini sangat penting mengingat fungsi tenaga kependidikan yang strategis. Sebanyak 31 orang tenaga kependidikan juga telah dikirim ke berbagai negara di luar negeri untuk mendapat pelatihan. Saya hanya berpesan bahwa jika sudah mendapat beasiswa dan lulus S-2 jangan berbondong-bondong menjadi dosen,” tuturnya.

Para tenaga kependidikan, imbuh Ghufron, juga akan mendapat nomor induk sebagaimana seorang dosen, yakni Nomor Induk Tenaga Kependidikan (NITK). Kendati demikian, cakupan tenaga kependidikan yang masuk dalam SIM Tendik saat ini masih di lingkup perguruan tinggi negeri (PTN). Ghufron berharap, nantinya SIM Tendik bisa berkembang untuk mendata tenaga kependidikan di kampus-kampus swasta.

“Dengan platform SIM Tendik, perjalanan karier, kompetensi, dan kesempatan peningkatan kualifikasi jadi semakin terbuka lebar. Karena saya melihat tenaga kependidikan ini luar biasa pekerjaannya. Seperti seorang arsiparis penting untuk mengakses dokumen, kemudian tenaga administratif untuk melayani mahasiswa dan dosen, dan masih banyak lagi,” papar Ghufron.

Peluncuran SIM Tekdik tak serta merta bertujuan untuk memperhatikan karier dan kompetensi tenaga kependidikan. Lebih lanjut, Ghufron menegaskan bahwa sistem ini juga berfungsi mengukur kinerja para tenaga kependidikan. “Tenaga kependidikan harus menguasai bidangnya. Jika dia seorang pustakawan, maka harus canggih mengurus perpustakaan. Jika dia arsiparis, maka bisa mencari dokumen tak lebih dari lima menit,” sebutnya.

Pada acara yang dihelat di Hotel Ibis Slipi tersebut, setidaknya hadir 160 peserta dari 71 PTN di seluruh Indonesia. Direktur Karier dan Komopetensi Sumber Daya Manusia, Bunyamin Maftuh mengungkapkan, banyaknya peserta yang hadir menunjukkan tingginya antusiasme tenaga kependidika terkait hadirnya SIM Tendik.

“Diharapkan ke depan pendataan lebih lengkap, temasuk pemetaan terhadap tenaga kependidikan di indonesia melalui Sistem Informasi Manajemen Tenaga Kependidikan ini,” pungkas Maftuh. (ristekdikti)


Berita Lain:

Universitas Haluoleo
Gedung Rektorat Lt. 1
Kampus Hijau Bumi Tridharma
Anduonou Kendari, 93132
Telp: 0401-3190105
Fax: 0401-3194108
Email: info@uho.ac.id

 

 
Copyright © 2012 UPT. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Universitas Haluoleo, Kendari
Indonesia 93231