Universitas Haluoleo (Unhalu) kembali didaulat menjadi tuan rumah penyelenggaraan iven internasional. Tepatnya, sebagai tuan rumah Council of Rector of Indonesian State University and The Council of University President of Thailand (CRISU-CUPT) ke-VIII yang rencananya dihelat Oktober 2012 di PTN yang dipimpin Prof. Dr. H. Usman Rianse, MS., ini.

"Ini kebanggaan bagi institusi sekaligus masyarakat Sultra karena kita dipercaya menghelat konferensi internasional yang menghadirkan sejumlah negara Asean, seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia. Tentu saja kita berharap menjadi tuan rumah yang baik, dan saya percaya dengan dukungan semua pihak kita mampu memberikan yang terbaik," ungkap Prof. Usman.

Rektor Unhalu dua periode ini, menjelaskan terpilihnya Unhalu sebagai penyelenggara CRISU-CUPT ke-VIII didasarkan pada beberapa pertimbangan. Diantaranya, Unhalu memiliki partisipasi besar sepanjang perjalanan konferensi Internasional Thailand yang baru saja usai beberapa waktu lalu. Mahasiswa utusan Unhalu dianggap the best dalam forum CRISU-CUPT VII yang dilaksanakan tanggal 13 s.d 15 Desember di Naresuan University, Thailand, Unhalu juga dinilai memiliki segudang ide dalam menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di dunia saat ini, utamanya menyangkut pendidikan.

"Selain itu, posisi saya selaku posisi sebagi ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) juga menjadi pertimbangan. Terlepas dari kedua alasan itu, Thailand menilai Unhalu layak menjadi tuan rumah dengan berbagai kemapanan yang dimiliki saat ini. Akan hadir presiden perguruan tinggi Thailand, rektor perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia, ditambah dengan pimpinan perguruan tinggi Asean. Didalamnya akan berbicara tentang kerjasama perguruan tinggi yang berorientasi pada pengembangan kekuatan ekonomi kawasan Asia Tenggara," tandasnya.

Ketua Forum Rektor 2012 ini menambahkan, pimpinan perguruan tinggi Thailand juga penasaran dengan Kota Kendari. Pihak perguruan tinggi di Thailand belum pernah menyaksikan secara langsung provinsi yang menjadi tuan rumah Sail 2012 ini.

"Insya Allah, sebagai persiapan kita harus berbenah. Memperbaiki kultur kerja, disiplin, mau melayani dan bertanggung jawab, termasuk soal kebersihan. Perguruan tinggi di Thailand itu tidak ada yang kotor, sementara kita biasanya membuang kototan disembarang tempat. Kebiasaan ini harus diubah oleh seluruh civitas akademika, termasuk didalamnya mahasiswa. Harapan kita harus memberi kontribusi positif sebagai penyelenggara, dan memberi kesan baik pada mereka. Nanti setelah mereka kembali ke negaranya atau daerahnya masing-masing, ada hal yang tidak dilupakan di Sultra" ujarnya.

Terakhir, Ketua PERHEPI Sultra ini, memberikan apresiasi pada mahasiswa Unhalu yang menyuguhkan tiga tarian daerah Sultra dengan sempurnah di hadapan peserta konferensi internasional tersebut. Termasuk sehingga menjadi the best.

KendariNews.Com