PERINGATAN! DILARANG MEROKOK DI RUANGAN LOBI, RUANGAN KANTOR DAN RUANGAN KULIAH DI LINGKUNGAN UNIBERSITAS HALUOLEO
Upload by adm1n on 2009-03-10 05:20:20
Mengingat, guru dalam UU Guru dan Dosen harus minimal berijasah sarjana tahun 2015 mendatang, Forum Komunikasi Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) se-Indonesia menggelar Semiloka selama dua hari sejak tanggal 6-7 Maret di Kendari. Hasilnya, salah satu langkah strategis membantu pemerintah melaksanakan UU tentang guru dan dosen adalah mengikuti program sekolah Sarjana (S1) bagi mereka yang belum sarjana.

Realisasi UU Guru dan Dosen tahun 2005 tidak sekadar berimplikasi pada kesejateraan, tapi dibutuhkan konsekuensi logis untuk menyekolahkan 1,7 guru di Indonesia yang belum sarjana.. "Guru di manapun berada (belum S1 red) akan mengikuti program disarjanakan dengan ketentuan tidak mengabaikan kualitas dan tanpa meninggalkan tempat mengajar. Kami yang akan menyongsong mereka dengan secara periodik. Makanya, 21 fKIP se Indonesia berkumpul merumuskan kurikulum bersama sehingga tidak ada perbedaan baik di Irian ataupun di Jawa, Sulawesi, Sumatra dan Kalimantan," terang Prof Dr Sujarwo, Ketua Forkom Dekan FKIP se Indonesia.

Dekan FKIP Universitas Lampung ini menambahkan, seorang guru yang mengikuti program S1 akan ditunjang penjagaan kualitas. Karenanya, diupayakan dosen pengajar yang berkualifikasi baik dan minimal magister yang akan mengajar para guru. Program ini akan membantu Pemda Se Indonesia sehingga tidak akan ada kesulitan dalam proses percepatan S1 sehingga 2015 semua guru sudah mengantongi ijasah sarjana sehingga bisa mengikuti sertifikasi.. "Kalau sudah sertifikasi, berarti mereka pun layak memperoleh tunjangan profesi sehingga kesejahteraan guru bisa direalisasikan secara menyeluruh. Program sekolah S1 memiliki kekhasan karena akan menghargai apa yang sudah diperoleh guru selama ini. Akan ada perlakuan antara guru senior khususnya yang sudah dinas di atas 20 tahun, akan dibebaskan sejumlah pembelajaran tertentu sehingga beban studi akan berbeda bagi mereka yang usia mengajar lebih muda," jelas Sujarwo.

Kegiatan yang ditutup oleh Gubernur Sultra Nur Alam SE dan disaksikan Rektor Unhalu Prof Dr Usman Rianse MS, diharapkan bisa memberikan peluang bagi 16 ribu guru di Sultra yang belum sarjana. "Posisi guru sangat strategi, apalagi guru zaman dulu yang selalu pindah sehingga mempunyai hubungan emosional dimana tempat dia mengajar. Selain mencerdaskan kehidupan bangsa, guru juga menjadi ujung tombak didaerah dipedalaman, banyak penyelenggaraan pemerintahan didukung oleh guru. Dalam berbagai aktifitas tanpa guru sangat lemah, walaupun telah mengusik tenaga birokrasi karena banyak guru masuk eksekutif karena golongannya sangat cepat," jelas Nur Alam. Menurut Dekan FKIP Unhalu, Drs Barlian MPd yang juga Ketua Penyelenggara Semiloka tingkat nasional ini mengatakan, program sekolah S1 bagi guru di Sultra adalah impian bagi semua guru sehingga kemungkinan akan direalisasikan secepatnya. " Di Kabupaten Kolaka sudah mendaftar sekitar 400 guru, bagaimana di daerah lain. Kami upayakan segera dilaksanakan. Apalagi Gubernur Sultra menjanjikan alokasi beasiswa 3 orang guru per desa dari total 1909 desa di Bumi Anoa untuk satu tahun angkatan. Tentu ini dukungan yang sangat berarti dari Pemda sebagai bentuk perhatian akan kesejahteraan guru," tandas kandidat doktor ini. (AISAH)


Berita Lain:

Universitas Haluoleo
Gedung Rektorat Lt. 1
Kampus Hijau Bumi Tridharma
Anduonou Kendari, 93132
Telp: 0401-3190105
Fax: 0401-3194108
Email: info@uho.ac.id

 

 
Copyright © 2012 UPT. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Universitas Haluoleo, Kendari
Indonesia 93231